Insomnia Sebabkan Kurangnya Produktivitas Manusia
Insomnia
Sebabkan Kurangnya Produktivitas Manusia
Jesica
Suyanto
Istilah
Insomnia merupakan salah satu
gangguan tidur dan pola tidur yang mana penderitanya memiliki kualitas tidur
yang sangat buruk karena memiliki kesulitan dalam memulai proses tidur atau
ketika akan mempertahankan tidur dalam jam kebutuhan tidur yang normal.
Kekurangan
tidur ini menyebabkan produktivitas seseorang kurang maksimal, sehingga pada
keesokan harinya otak tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan kerjanya. Pada
orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan
perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh
serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang
konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri
sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang
berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil
dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup.
Hampir
semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.
Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17%
diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun
cendrung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai
penyebabnya. Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi
usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan
oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan alcohol.
Di
Indonesia survey membuktikan gangguan tidur banyak ditemukan pada remaja usia
12-15 tahun. Sleep Disturbance Scale for
Children dapat digunakan sebagai uji tapis dalam mendeteksi gangguan tidur
pada remaja.
Secara umum, fase tidur
manusia tidur dibagi 4 tahapan:
Fase
0 ( tahap terjaga ) Keadaan tenang, mata tertutup (Berlangsung selama 5 – 10
menit)
1.
Fase 1 Perpindahan dari fase jaga ke fase
tidur (Keadaan normal berlangsung 5 – 10 menit)
2.
Fase 2 berlangsung lebih lama dari fase 1,
20 – 40 menit
3.
Fase 3 berlangsung lebih lama pada dewasa
tua (dewasa muda 5 – 10 menit)
4.
Fase 4 berlangsung lebih lama, ± 30 menit
Berikut merupakan durasi
tidur seharusnya sesuai kelompok usia:
§ Bayi
baru lahir usia 0-3 bulan : durasi tidur 14-17 jam per hari
§ Bayi
usia 4-11 bulan : durasi tidur ditambah menjadi 12-15 jam setiap harinya
§ Batita
usia 1-2 tahun : durasi tidur 11-14 jam per hari
§ Balita
3-5 tahun : durasi tidur 10-13 jam per hari
§ Anak-anak
usia 6-13 tahun : durasi tidur 9-11 jam per hari
§ Remaja
usia 14-17 tahun : durasi tidur 8-10 jam per hari
§ Remaja
menuju dewasa usia 18-25 tahun : durasi tidur 7-9 jam per hari
§ Orang
dewasa usia 26-64 tahun : durasi tidur 7-9 jam per hari
§ Orang
lanjut usia, umur 65 tahun lebih : durasi tidur 7-8 jam per hari
Durasi tidur sangat
berpengaruh terhadap kesehatan karena ketika tubuh kurang tidur meskipun hanya
semalam, maka hormone dalam tubuh akan terganggu diantaranya hormone yang
mengatur fungsi nafsu makan yang akan terganggu selain itu juga bisa membuat
seseorang menjadi gemuk.
Jika kebutuhan tidur malam kurang dari kisaran tersebut
maka kita akan memiliki utang tidur. Meskipun dapat dibayar pada malam-malam
berikutnnya namun efek dari kurangnya tidur tidak dapat diperbaiki. Penelitian
European Heart Journal pada tahun 2011 juga menunjukkan bahwa orang yang
kekurangan tidur memiliki resiko sekitar 48% terserang penyakit jantung coroner
dalam rentang waktu 7 sampai 25 tahun. Selain itu, 15% resiko serangan stroke
dalam rentang waktu yang sama.
Dalam tidur yang ideal tubuh
akan memproduksi hormone pertumbuhan dan melatonin yang nantinya bertindak
sebagai anti penuaan dalam tubuh. Tidur ditempat sejuk menciptakan lingkungan
yang baik, tidur jauh lebih dalam, dan membuat peregangan otot jauh lebih baik
sehingga dapat mencegah penuaan dini.
Menurut Jurnal mengenai
Gangguan Tidur oleh Dr Iskandar Japardi, penatalaksana umum yang dapat
dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah medis yang disarankan adalah
1.
Pendekatan hubungan antara pasien dan
dokter, tujuannya:
•
Untuk mencari penyebab dasarnya dan pengobatan yang adekuat
•
Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik
•
Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat
hipnotik,alkohol, gangguan mental
•
Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek
2.
Konseling dan Psikotherapi Psikotherapi
sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi,
obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat
membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita
tanpa penggunaan obat hipnotik.
3.
Sleep hygiene terdiri dari:
a.
Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan
b.
Hindari tidur pada siang hari/sambilan
c.
Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari
d.
Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan
e.
Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur
f.
Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong g.
Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)
h.
Hindari rasa cemas atau frustasi
i.
Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak
4.
Pendekatan farmakologi Dalam mengobati
gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara kausal, juga dapat
diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dsarnya semua obat yang
mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular
activating system (ARAS) diotak. Hal tersebut didapatkan pada berbagai obat
yang menekan susunan saraf pusat, mulai dari obat anti anxietas dan beberapa
obat anti depres. Obat hipnotik selain penekanan aktivitas susunan saraf pusat
yang dipaksakan dari proses fisiologis, juga mempunyai efek kelemahan yang
dirasakan efeknya pada hari berikutnya (long acting) sehingga mengganggu
aktifitas sehari-hari. Begitu pula bila pemakain obat jangka panjang dapat
menimbulkan over dosis dan ketergantungan obat. Sebelum mempergunakan obat
hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan jenis gangguan tidur misalnya,
apakah gangguan pada fase latensi panjang (NREM) gangguan pendek, bangun
terlalu dini, cemas sepanjang hari, kurang tidur pada malam hari, adanya perubahan
jadwal kerja/kegiatan atau akibat gangguan penyakit primernya. Walaupun obat
hipnotik tidak ditunjukkan dalam penggunaan gangguan tidur kronik, tapi dapat
dipergunakan hanya untuk sementara, sambil dicari penyebab yang mendasari.
Dengan pemakaian obat yang rasional, obat hipnotik hanya untuk mengkoreksi dari
problema gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi primernya dan
harus berhati-hati pada pemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang karena
akan menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut
tanpa penyelesaian yang memuaskan. Jadi
yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidentifikasi dari
problem gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi primernya danharus
berhati-hati pada pemakain obat hipnotik untuk jangka panjang karena akan
menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa
penyelesaian yang memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat
hipnotik adalah mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik
adalah sebagai pengobatan tambahan. Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan
jenis obat yang bereaksi cepat (short action) dgnmembatasi penggunaannya
sependek mungkin yang dapat mengembalikan pola tidur yang normal. Lamanya
pengobatan harus dibatasi 1-3 hari untuk transient insomnia, dan tidak lebih
dari 2 minggu untuk short term insomnia. Untuk long term insomnia dapat
dilakukan evaluasi kembali untuk mencari latar belakang penyebab gangguan tidur
yang sebenarnya. Bila penggunaan jangka panjang sebaiknya obat tersebut
dihentikan secara berlahan-lahan untuk menghindarkan withdraw terapi.
Berikut ini beberapa tips
yang akan membantu menciptakan jam tidur berkualitas:
§ Tidur
dan bangun pagi di jam yang sama
§ Menjelang
tidur hendari konsumsi nikotin, alkohol dan kafein
§ Olahraga
teratur (selesai 2-3 jam sebelum tidur)
§ Suasana
tempat tidur (senyaman mungkin)
§ Tubuh
relaks menjelang tidur
§ Usahakan
agar membuat tugas kuliah jangan mendekati waktu dimana tugas akan di
§ kumpulkan
karena akan menambah resiko kecemasan anda.
§ Hindari
membuat tugas pada waktu malam hari/terlalu larut karena akan mendorong anda
untuk menkonkonsumsi minuman yang mengandung kafein atau pun bersoda agar tidak
mengantuk, sehingga membuat tidur anda terjaga di malam hari .
§ Meminum
segelas susu hangat ketika akan beranjak tidur bisa menjadi solusi cara
§ mengatasi
kesulitan dalam tidur.
§ Melakukan
aktifitas ringan yang bersifat relaksasi sebelum beranjak tidur, misalnya
dengan mendengarkan musik dan juga membaca buku yang ringan bisa dijadikan
alternatif solusi pemecahan masalah insomnia ini.
Daftar
Pustaka
Prevalensi Gangguan Tidur
pada Remaja Usia 12-15 Tahun di SLTP. Sari Pediatri , Vol. 11, No. 3, Oktober
2009
Insomnia Pada Remaja. Didapat dari : http://berandapsikologi.blogspot.co.id/2012/10/insomnia-pada-remaja.html
(diakses tanggal 17 April 2016)
Japari, Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. Universitas
Sumatera Utara
http://mengatasi-insomnia.blogspot.co.id/2014/05/insomnia-pada-remaja.html
(diakses 17 April 2016)
http://hariansehat.com/kebutuhan-jam-tidur-berkualitas-berdasarkan-usia/
(diakses 23 April 2016)
Komentar
Posting Komentar