Pengalaman pertama magang
Berbeda dengan liburan-liburanku sebelumnya, jika pada
waktu yang lalu sering menikmati alam dan berkumpul dengan keluarga di acara
reuni kali ini saya mencoba untuk berbeda. Beberapa hari sebelum menyentuh
tanah Makassar, ayahku menelfon saudara yang menggeluti bidang yang sama dengan
saya dan kemudian memberitahuku untuk segera mempersiapkan diri untuk magang di
salah grup konsultan sipil di Makassar. Pada hari yang ditentukan sayapun
berangkat ke kantor tempat magang, perjalanan dari rumah sampai ke tempat iu
kurang lebih 45 menit. Ketika tiba disana saya diperkenalkan dengan saudara
saya kepada rekan-rekan kerjanya, setelah berbincang-bincang saya mulai
mengetahui background pendidikan mereka. Jujur waktu itu saya merasa sedikit
minder karena yang bekerja bersama saya adalah tentunya mereka yang jam
terbangnya sangat banyak sehingga pengetahuan mereka lebih luas, diantaranya
ada lulusan UNHAS, UNM, dan SMK teknik.
Tetapi keputusanku untuk magang tidak membuat berhenti ditengah jalan. Keesokan harinya saya diberikan tugas untuk merancang ruko sederhana untuk itu bukan hal yang terlalu sulit namun membuatnya butuh waktu seminggu dengan keahlian seperti saya untuk menggambar dengan program. Dari itu saya dapat belajar banyak bagaimana menjadi seorang yang “smart, dapat mencari jalan mudah untuk mengukur dimensi suatu bangunan, menaksir suatu perhitungan tetapi tidak asal, sampai ketekunan dilatih dalam menyelesaikan suatu masalah. Disaat itu saya percaya tidak ada orang yang lulus langsung siap untuk bekerja karena dunia pekerjaan itu sangat berbeda dengan ekspektasi yang kita rasakan ketika kuliah. Saudara saya mengatakan bahwa seseorang yang ber-ipk tinggipun belum menentukan kita sukses dalam pekerjaan karena pengalaman dan rasa ingin tahu adalah guru yang paling baik.
Minggu berikutnya kantor dipenuhi banyak proyek dari pemerintah seperti pembagunan infrastruktur nasional, saya diberikan kepercayaan untuk menjadi editor gambar yaitu menginput nilai ke diagram superelevasi. Itulah tugas terakhir sebelum saya kembali ke Depok dan kira-kira dua minggu dari pagi sampai malam ruas jalan 600 km itu di edit setiap meternya, sampai semua orang tertidur saya masih berkuak dengan laptop kesayangan. Sampai di hari terakhir saya mengumpulkan tugas saya dan kemudian berpamitan dengan rekan-rekan kantor, rasanya ingin untuk belajar lebih banyak dari mereka tetapi mungkin di lain waktu nanti jika berkunjung di Makassar. Dari pengalaman magang sebulan, saya merasa bahwa kemampuan saya sendiri masih jauh daripada cita-cita saya, namun saya bertekad untuk kedepannya lebih giat untuk menyerap segala ilmu di perkuliahan karena tidak ada satupun yang terlewatkan. Tidak bisa hanya memilih beberapa yang disukai untuk dipelajari, dalam dunia pekerjaan seorang yang dituntut berinovasi, jauh dari sekedar ilmu yang didapat pada saat kuliah karena kedepannya dunia pekerjaan sangatlah luas sehingga bisa saja orang mengalahkan seseorang yang berusaha namun tidak sebesar dengan yang lainnya.
Tetapi keputusanku untuk magang tidak membuat berhenti ditengah jalan. Keesokan harinya saya diberikan tugas untuk merancang ruko sederhana untuk itu bukan hal yang terlalu sulit namun membuatnya butuh waktu seminggu dengan keahlian seperti saya untuk menggambar dengan program. Dari itu saya dapat belajar banyak bagaimana menjadi seorang yang “smart, dapat mencari jalan mudah untuk mengukur dimensi suatu bangunan, menaksir suatu perhitungan tetapi tidak asal, sampai ketekunan dilatih dalam menyelesaikan suatu masalah. Disaat itu saya percaya tidak ada orang yang lulus langsung siap untuk bekerja karena dunia pekerjaan itu sangat berbeda dengan ekspektasi yang kita rasakan ketika kuliah. Saudara saya mengatakan bahwa seseorang yang ber-ipk tinggipun belum menentukan kita sukses dalam pekerjaan karena pengalaman dan rasa ingin tahu adalah guru yang paling baik.
Minggu berikutnya kantor dipenuhi banyak proyek dari pemerintah seperti pembagunan infrastruktur nasional, saya diberikan kepercayaan untuk menjadi editor gambar yaitu menginput nilai ke diagram superelevasi. Itulah tugas terakhir sebelum saya kembali ke Depok dan kira-kira dua minggu dari pagi sampai malam ruas jalan 600 km itu di edit setiap meternya, sampai semua orang tertidur saya masih berkuak dengan laptop kesayangan. Sampai di hari terakhir saya mengumpulkan tugas saya dan kemudian berpamitan dengan rekan-rekan kantor, rasanya ingin untuk belajar lebih banyak dari mereka tetapi mungkin di lain waktu nanti jika berkunjung di Makassar. Dari pengalaman magang sebulan, saya merasa bahwa kemampuan saya sendiri masih jauh daripada cita-cita saya, namun saya bertekad untuk kedepannya lebih giat untuk menyerap segala ilmu di perkuliahan karena tidak ada satupun yang terlewatkan. Tidak bisa hanya memilih beberapa yang disukai untuk dipelajari, dalam dunia pekerjaan seorang yang dituntut berinovasi, jauh dari sekedar ilmu yang didapat pada saat kuliah karena kedepannya dunia pekerjaan sangatlah luas sehingga bisa saja orang mengalahkan seseorang yang berusaha namun tidak sebesar dengan yang lainnya.
Komentar
Posting Komentar