MEWUJUDKAN MIMPI INDONESIA : PERAN DAN APRESIASI NUSANTARA SEBAGAI PUSAT KERAJINAN DI TENGAH KEMELUT GLOBALISASI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul Mewujudkan Mimpi Indonesia : Peran dan
Apresiasi Nusantara Sebagai Pusat Kerajinan di Tengah Kemelut Globalisasi ini
dengan baik.
Kiranya kegiatan pembuatan makalah ini dapat memotivasi mahasiswa untuk
senantiasa mencari dan menemukan ide-ide yang bermanfaat bagi masyarakat dan
pemerintah.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan isi dari makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, olehnya itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, tetap
kami harapkan demi kesempurnaan karya berikutnya.
Semoga karya tulis ini kelak dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Depok, 31
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A.
Latar Belakang .......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C.
Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
D.
Manfaat Penulisan ..................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 4
BAB III. PENUTUP ................................................................................... 9
A.
Simpulan ................................................................................... 9
B.
Saran ......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB.
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak
dapat dipungkiri Indonesia termasuk Negara dengan beragam budaya terbanyak di
dunia. Terdapat lebih dari 750 suku bangsa serta budayanya masing-masing.
Indonesia menganut berbagai macam agama dan kebiasaannya yang nilai-nilainya
tercermin dari mahakarya kerajinan anak bangsa turun-temurun sampai saat ini.
Namun, sekali lagi Indonesia dihadapkan pada suatu masalah yaitu dapatkah
Indonesia mempertahankan nilai budayanya sedangkan keadaan ekonomi mendesak
Indonesia mengikuti arus globalisasi yang diiringi perubahan budaya dalam hal
iptek. Secara tidak langsung mendesak Rakyat Indonesia untuk merubah
nilai-nilainya.
Menurut
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, Kebudayaan dapat berarti simpanan
akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,
hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan
objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok
orang atau suatu generasi.
Kebudayaan
inilah yang membuat daya tarik turis mancanegara berdatangan untuk menikmati
keindahan aneka ragam etnis di Indonesia. Selain menjadi identitas Negara
Kesatuan Indonesia, kebudayaan mempunyai peranan penting dalam memajukan salah
satunya di bidang kerajinan tangan. Kerajinan tangan berpotensi
besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia.
Industri
kerajinan menjadi salah satu mesin penggerak dalam perekonomian kreatif
Nusantara. Buktinya pada tahun 2012, sector kerajinan memberikan sumbangan
besar kepada PDB Nasional 14,7% dari total konstribusi Industri Kreatif.
Kerajinan
juga memiliki peran yang penting dalam kegiatan pariwisata. Jika kita
berwisata, membeli cindera mata khas local merupakan aktivitas wisata yang
tidak pernah dilupakan. Cindera mata khas local pada umumnya merupakan produk
kerajinan yang dihasilkan oleh UKM setempat. Sehingga produk kerajinan yang
berkualitas dapat meningkatkan kualitas kepariwisatawan di wilayah destinasi.”
Ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu.
Ironisnya
bahwa pengusaha konglomerat yang dilanda krisis ekonomi tahun 1997 diberi hak
monopoli ternyata mereka terbukti collapse
sehingga harus mendapat bantuan dari pemerintah untuk dapat bertahan
kembali.
Ratusan
triliun uang yang ditanggung rakyat digunakan menjadi penyelamat bank-bank
swasta yang sampai saat ini masih membebani APBN demi pembayaran bunga rekap
mereka.
Ide
adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek yang
ditekankan di kebanyakan model-model ekonomi. Di dunia dengan keterbatasan
fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar bersamaan dengan penemuan jutaan
ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi tetap tumbuh. Ide adalah instruksi yang
membuat kita mengkombinasikan sumber daya fisik yang penyusunannya terbatas
menjadi lebih bernilai. Suatu negara miskin karena masyarakatnya tidak
mempunyai akses pada ide yang digunakan dalam perindustrian nasional untuk
menghasilkan nilai ekonomi (Paul Romer, 1993).
Tulisan
ini mencoba memaparkan gambaran terkait peran dan apresiasi nusantara sebagai pusat
kerajinan ditengah kemelut globalisasi sebuah tinjauan perwujudan mimpi
Indonesia. Optik yang objektif dalam pemaparan tulisan ini diperlukan untuk
memandang sebuah fenomena yang urgent
antara eksistensi budaya kerajinan tangan Nusantara dan kaitannya dengan arus
globalisasi sebagai pemicu lahirnya ragam perubahan yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah
Bagaimanakah mewujudkan kesejahteraan Indonesia dalam pemanfaatan kerajinan
tangan masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan
karya tulis ini adalah untuk mengetahui tentang sejauh mana upaya-upaya
pemerintah dan rakyatnya dalam usaha kerajinan tangan dan langkah selanjutnya
dalam mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a.
Menjadi
sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ekonomi kreatif dan
kelestarian kearifan budaya lokal.
b.
Menjadi
bahan masukan bagi pemerintah.
c.
Menjadi
bahan masukan bagi masyarakat dalam membentuk anak-anak bangsa yang mampu
mengikuti arus globalisasi namun tetap mempertahankan nilai budayanya.
d.
Menjadi
sumber referensi bagi Penulis dalam memperluas wawasan dan pengetahuan serta
melatih diri untuk aktif dalam kegiatan menulis.
BAB II
PEMBAHASAN
Kreatifitas
dipercayai menghasilkan nilai yang tinggi jika bersifat orisinil yang berarti asli.
Ada enam asumsi kreatif menurut Dwijanto yang diangkat dari teori dan berbagai
studi tentang kreativitas yaitu
- Setiap
orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Tidak
ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, dan yang diperlukan
adalah bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut.
- Kreativitas
dinyatakan dengan produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan. Produk
kreatif merupakan kriteria puncak untuk menilai tinggi rendahnya
kreativitas seseorang.
- Aktualisasi
kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor
psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada setiap orang,
peranan masing-masing faktor tersebut berbeda-beda. Asumsi ini disebut
juga sesuai asumsi interaksional atau sosial psikologis yang memandang
kedua faktor tersebut secara komplementer.
- Dalam
diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang
atau justru menghambat perkembangan kreativitas. Faktor-faktor tersebut
dapat diidentifikasi persamaan dan perbedaannya pada kelompok individu
yang satu dengan yang lain.
- Kreativitas
seseorang tidak berlangsung dalam kevokuman, melainkan didahului oleh, dan
merupakan pengembangan hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya
sebelumnya.
- Jadi
kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan
kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang telah ada sehingga melahirkan
sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan,
melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan,
keterampilan, dan motivasi yang kuat.
Ide kreatifitas
inilah yang menjadi bernilai tinggi
Indonesia
memiliki berbagai flora dan fauna yang berlimpah. Dengan kelebihan itulah
menghasilkan banyak bahan alam yang dimanfaatkan sebagai produk kerajinan
seperti gerabah, anyaman, dan alat-alat musik tradisional. Kerajinan Indonesia
telah dikenal luas di mancanegara dengan bentuk sangat beragam, kreatif,
inovatif, dan selalu berkembangan mengikuti kebutuhan dan perkembangan
teknologi. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara eksportir
kerajinan yang dibuat dengan proses yang lebih mengandalkan keterampilan tangan
bukan hanya mesin.
Namun
keberadaan para pengarajin Nusantara seringkali tidak dihiraukan oleh
pemerintah. Dengan kerajinan bernilai tinggi yang dihasilkan dan diekspor ke
berbagai negara, tetap para pengrajin ini masih hidup digaris kemiskinan. Hal
tersebut yang mengubah pola pikir sebagian besar masyarakat untuk beralih ke
bidang insdutri dengan mengandalkan iptek seiring berjalan globalisasi.
Persepsi dari beberapa orang bahwa globalisasi dapat membawa perubahan
budaya adalah tidak sepenuhnya benar.
Menurut Scholte, Globalisasi adalah suatu proses meningkatnya jalinan
internasional. Dalam hal ini semua negara mempertahankan identitas
kenegarannya, namun tetap bergantung pada antara satu dengan yang lainnya. Jadi
jelas bahwa globalisasi dijadikan saran pemersatu dan menjalin hubungan
negara-negara lainnya dengan menjunjung tinggi identitas atau dapat juga
diartikan identitas sebagai budaya negara itu sendiri.
Identitas nasional pada hakikatnya adalah manifestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa dengan ciri-ciri
khas, dan dengan ciri-ciri yang khas
suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain
dalam kehidupannya. Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar
masyarakat dalam suatu negara dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah
barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus berkembang karena hasrat
menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah
bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru
agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat (Kaelan, 2007).
Budaya media bersinggungan dengan pergulatan politik dan sosial dan
membantu membentuk kehidupan sehari-hari, mempengaruhi cara orang berfikir dan
bertindak, cara memandang diri sendiri dan orang lain dan cara membangun
identitas (Douglas Kellner, 2010).
Dalam dunia perekonomian, bentuk ekonomi kreatif bisa menjadi alternatif
untuk menciptakan pasarnya sendiri, dan berhasil menyerap tenaga kerja serta
pemasukan ekonomis. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif, diperlukan sejumlah
SDM yang berkualitas dengan daya inovatif dan kreativitas yang tinggi. Namun,
pengembangan ekonomi kreatif juga membutuhkan ruang atau wadah sebagai tempat
penggalian ide, berkarya, sekaligus aktualisasi diri dan ide-ide kreatif.
Indonesia mempunyai peran penting dalam peluang bisnis di bidang
kreatifitas khususnya industri handcraft.
Walaupun tidak menghasilkan produk dalam jumlah banyak, industri kreatif mampu
memberikan kontribusi positif yang cukup signifikan terhadap perekonomian
nasional. Departemen Perdagangan (2008) mencatat bahwa kontribusi industry
kreatif terhadap PDB di tahun 2002 hingga 2006 rata-rata mencapai 6,3% atau
setara dengan 152,5 triliyun jika dirupiahkan. Industri kreatif sanggup
menyerap tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan tingkat partisipasi 5,8%. Dari
segi ekspor, industri kreatif telah membukukan total ekspor 10,6% antara tahun
2002 hingga 2006.
Dari data yang dikemukakan, dapat disimpulkan kreatifitas memberikan
dampak besar terhadap laju perekonomian di Indonesia. Disamping itu kerajinan
bukan hanya diekspor, tetapi menjadi gaya tarik pariwisata mancanegara baik
dalam melihat proses pembuatannya maupun sekaligus membeli cinderamata di
daerah tersebut.
Di tahun 2012, Indonesia
menorehkan prestasi dalam bidang handcraft. "Kami bangga, 18 dari 31
produk kerajinan yang dikirim Indonesia berhasil meraih penghargaan
UNESCO Award of Excellence for Handicrafts 2012. Ini berarti produk kerajinan Indonesia sudah
berhasil diakui di tingkat internasional setelah melalui seleksi ketat."
ujar Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Manajemen Hesti Indah Kresnarini.
Produk kerajinan Indonesia yang berhasil memperoleh penghargaan tersebut
adalah Songket Shoulder Cloth, Saluak Laka Songket Shoulder Cloth, Hand Drawn
Batik Cloth, The Wave of Nusa Penida, Woven Cloth with Batik, Ulap Doyo
Slippers, Ulap Doyo, Tenun Songket Sambas, Red Dinggul, Keban Bronai - Mendong
baskets, Earth dan Layer Vase.
Selain itu ada juga produk Bowl (Tamarind Wood), Cooper Hangin Lamp Gong
Lorigi, Chicken Cage Copper Lamp with Mega Mendung Batik Motifs, The Leaf of Life,
Inspiration from Nage Tribe Choker and Earrings, Incung Kincai Filigree Brooch,
Silver Jewellery, dan Table Runner from Recycled Cement Sack Papers.
Produk-produk
tersebut telah melalui seleksi ketat dengan kriteria tertinggi produk kriya
sehingga dapat dijadikan benchmark untuk produk kerajinan lainnya. Adapun
kriteria-kriteria tersebut mencakup produk yang excellence (tingkat kualitas yang sempurna), authenticity (nilai seni dan budaya yang otentik), innovation (kreasi yang inovatif), marketability (berorientasi
pasar/komersial), eco-friendly (ramah
terhadap lingkungan), dan fair (tanggung jawab moral dan etika).
Inilah yang
seharusnya menjadi pusat perhatian pemerintah untuk mempertahankan usaha-usaha
kerajinan tangan dengan memberikan apresiasi untuk percaya diri berkancah dalam
dunia perekonomian. Apresiasi ini perlu ditanamkan dalam generasi penerus kita
agar mengikuti trend zaman tetapi
tidak melupakan nilai-nilai budaya yang ada.
Brent G. Wilson (Evaluation of Learning in Art Education, ) mengutarakan
bahwa apresiasi seni memiliki tiga domain yaitu feeling atau perasaan yang terkait dengan perasaan
keindahan, lalu ada valuing
atau penilaian yang terkait dengan nilai seni, dan terakhir ada emphatizing atau empati yang
terkait dengan sikap hormat kepada dunia seni rupa, termasuk kepada profesi
perupa.
Sejauh ini kerajinan Indonesia sudah cukup mengalami perkembangan pesat
hanya tinggal disosialisasikan melalui media informasi keseluruh pelosok dunia.
Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Ahman Sya
mengatakan bahwa hingga saat ini minat dan apresiasi masyarakat Indonesia masih
sangat kurang, sehingga perlu dirangsang dan ditumbuhkan demi perkembangan
dunia seni Indonesia.
Oleh karena itu, generasi muda dituntut untuk mempunyai keahlian dalam
mengekspresikan skill dalam kesenian
dengan memanfaatkan fasilitas budaya di Indonesia. Perlu diberikan penghargaan
atau apresiasi terhadap mereka yang berperan dalam bidang seni karena butuh
tenaga ahli untuk menghasilkan kolaborasi antara modern dengan tetap
mempertahankan nilai-nilai budayanya.
Perhatian
pemerintah sebagai pemimpin bangsa Indonesia harusnya diarahkan untuk
menguatkan nilai-nilai budaya Negara didukung dengan fasilitas lapangan kerja,
SDM yang memadai serta memberikan modal bagi penduduknya yang baru memulai
usaha. Dengan memanfaatkan potensi kebudayaan yang didukung kekayaan alam
Nusantara, menjadi Negara maju bukanlah mimpi belaka bagi Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kebudayaan Indonesia khususnya dalam bidang kesenian kerajinan bukan
hanya bumbu pelengkap Negara tetapi menjadi identitas nyata yang juga dapat
dimanfaaatkan untuk mensejahterakan ekonomi masyarakatnya. Kerajinan atau handcraft inilah bernilai tinggi
sehingga dengan potensi keanekaragaman budaya di Indonesia, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
Ekonomi kreatif salah satu yang dapat ditiru. Kerajinan Nusantara memerlukan
perhatian dari masyarakat untuk diekspose ke media agar meningkatkan daya tarik
mancanegara. Generasi penerus bangsa diharapkan memiliki kreatifitas yang
tinggi untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia dengan tetap mengikuti
perkembangan zaman. Adanya lapangan kerja yang memadai dan pengolahan modal,
dapat membantu laju pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
B. Saran
Demi
tercapainya generasi muda yang intelektual, berketerampilan, kreatif, dan
mandiri maka disarankan kepada :
1.
Bagi pemerintah, agar kiranya dapat memerhatikan pengrajin
dan usaha-usaha kerajinan di Indonesia dengan memberikan bantuan permodalan.
2.
Bagi institusi independen dalam bidang kerajinan, agar
kiranya mengembangkan produktivitas karya-karya kerajinan secara
berkesinambungan dan mengikuti perkembangan zaman tetapi tidak melupakan budaya
bangsa itu sendiri.
3.
Bagi institusi kampus yang secara spesifik memprogramkan kesenian,
untuk lebih mengarahkan aspek dan aktivitas dibidang kerajinan utamanya
kehadiran ragam atau variasi seni dan kaitannya terhadap eksistensi budaya
Nusantara.
4.
Bagi mahasiswa yang berkecimpung dibidang seni, agar
kiranya lebih memerhatikan arus perkembangan seni dan proses aktualisasinya.
5.
Bagi masyarakat, agar kiranya menjadikan kerajinan
sebagai pekerjaan alternatif ditengah pesatnya ragam kebudayaan baru yang dapat
menggeser peran kesenian Indonesia kedepannya.
6.
Bagi penulis lain yang ingin mengkaji dengan tema yang
sama, agar kiranya mengembangkan dan mengarahkannya pada pemecahan masalah dan
solusi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana. 2013. Pengembangan
Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata Bali, (online), (https://ardana45.wordpress.com/2013/05/15/pengembangan-ekonomi-kreatif-sebagai-penggerak-industry-pariwisata-bali/,
diakses 28 Desember 2015)
Ariplie. 2015. Pengertian
Identitas Nasional Menurut Para Ahli, (online), (http://ariplie.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-identitas-nasional-menurut.html,
diakses 30 Desember 2015)
Indah. Pengertian
dan Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli, (online), (http://carapedia.com/pengertian_definisi_kebudayaan_menurut_para_ahli_info495.html,
diakses 29 Desember 2015)
Permana, Afif. 2015. Pengembangan Usaha Kerajinan Indonesia Butuh Bantuan Desainer Ahli,
(online), (http://bandung.bisnis.com/m/read/20150421/5/532051/pengembangan-usaha-kerajinan-indonesia-butuh-bantuan-desainer-ahli,
diakses 29 Desember 2015)
Prabowo, Ardhi. 2011. Kreatif, Definisi Menurut Beberapa Ahli, (online), (http://karyailmiah-ardhiprabowo.blogspot.com/2011/12/kreatif-definisi-menurut-beberapa-ahli.html,
diakses 30 Desember)
Suparwoko. 2014. Pengembangan
Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata, (online), (http://mediapustaka.com/2014/11/makalah-pengembangan-ekonomi-kreatif.html,
diakses 28 Desember 2015)
Lainnya :
http://www.asmindo.or.id/index.php/kumpulan-berita/kerajinan/5-18-produk-kerajinan-indonesia-raih-unesco-award,
diakses 31 Desember 2015
http://umkm.bcbali.com/perdagangan/berita-usaha/umkm-dan-ekonomi-bangsa.html,
diakses 31 Desember 2015
http://bugisposonline.com/kerajinan-punya-peran-penting-bagi-dunia-pariwisata.html,
diakses 31 Desember 2015
Komentar
Posting Komentar